Park hanmi mengerjap-ngerjapkan matanya yang membengkak karena terlalu banyak menangis semalam. Ingatannya sedikit kabur tentang apa yang sudah menyebabkannya menangis. tapi dia ingat, semalaman ia tidak pulang kerumah dan malah menginap di apartemen milik oh sehun karena hujan badai dan fakta bahwa apartemen kekasaihnya itu lebih cepat dijangkau ketimbang rumahnya di daegu.
Gadis itu menggeliat -merenggangkan otot lalu tersenyum mendapati namja berkulit seputih susu itu tengah tertidur pulas tepat di sampingnya.
“good morning, sweet heart” gumam parkhanmi, seraya mengelus pipi kurus oh sehun.
Gadis itu memperhatikan wajah namja yang baru beberapa minggu ini menjadi kekasihnya. Ia sesekali berdecak, menggumamkan sumpah serapah karena tuhan terlalu sempurna menganugerahkan wajah tampan pada oh sehun.
“Hun-ah, bukankah diluar sana masih banyak gadis yang lebih cantik daripada aku? Kenapa kau menyukaiku?” Hanmi mengelus lembut rambut hitam legam namja itu sembari tersenyum. Ia terlalu pengecut untuk menanyakan pertanyaan semacam itu langsung pada oh sehun, dan malah bertanya saat namja itu tertidur seperti ini dengan suara setengah berbisik.
“Kau tahu aku menyukainya, tapi kenapa kau diam? Sungguh aku tidak bermaksud menyakitimu hun-ah, aku juga menyukaimu. Kadang aku berfikir untuk pergi saja dari kehidupan kalian berdua, aku juga sakit memikirkan aku yang menyakiti kalian. Mianhae.” Air mata gadis itu kembali mengalir. Terasa pedih, tapi tak apa selagi oh sehun tak mengetahuinya.
“Aku tahu, aku tak apa-apa dan aku mencintaimu hanmi-ya”
Park hanmi membelalakan mata mendengar kata-kata itu terucap dari bibir tipis kekasihnya.
“Ka-kau tidak tidur?” Tanya hanmi, gugup. Tangannya mulai gemetar dan jantungnya seperti di pacu berdetak lebih cepat dari irama jarum jam.
“Jangan pergi.” Oh sehun tak menghiraukan pertanyaan gadisnya itu. Ia membuka matanya dan menatap lurus iris mata berwarna hitam park hanmi.
“Jangan pergi hanmi-ya. Aku mungkin bisa hidup tanpa memilikimu. tapi sungguh, aku tidak akan bisa hidup tanpa melihatmu bahagia disekitarku”
Gadis itu tertegun, air matanya tak mampu ia tahan. Apa ini mimpi? Atau apa ini hanya ilusi? Otak kanannya sibuk memikirkan hal itu. Oh sehun terlalu nyata untuk ia sebut sebagai mimpi, tapi juga terlalu kabur untuk sekedar menganggapnya nyata.
Oh sehun tersenyum lalu menghapus air mata yang masih mengalir dari pelupuk mata kekasihnya.
“Saranghae..”
***
“Apa tidak ada bahan makanan lain selain telur dan sayuran di sini?” Park hanmi berkacak pinggang di depan lemari es berukuran besar itu sembari menatap oh sehun yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan short pants dan handuk yang menggantung di pundaknya.
“Ommona!” Park hanmi membekap mulutnya, mengalihkan pandangan matanya dari sesuatu yang berpotensi menyebabkan serangan jantung nendadak saat ini. Ia meremas ujung kemeja putih kebesaran -milik oh sehun-nya erat, lalu buru-buru mengambil beberapa bahan makanan dari lemari es dan membawanya ke pantry.
‘Sial! Kenapa perutnya seseksi itu? kenapa aku baru mengetahuinya? Uhuk!’ Batin yeoja itu, lalu berjalan cepat melewati oh sehun tanpa sedikitpun menengok.
“Wae?” Tanya sehun, berjalan mendekati hanmi yang tengah sibuk -atau pura2 sibuk?- memotong beberapa sayuran dan mengacuhkan pertanyaan namja itu.
“Yak ada apa?” Ulang namja bermarga oh itu. Kini ia sudah tepat berada di belakang park hanmi dan tengah melingkarkan tangannya di perut gadis itu.
Park hanmi menahan nafasnya sesaat lalu membuangnya perlahan untuk menetralkan degup jantungnya yang semakin frontal berdetak. Tangannya bergetar saat ia merasakan oh sehun memeluknya dari belakang.
‘Gosh! Aku bisa mati muda jika seperti ini caranya!’
“Yak, ada apa eoh? Oh ya, saemi nuna akan membawakan bahan-bahan makanan, aku sudah memintanya kesini” ujar oh sehun, lalu mengeratkan pelukannya pada gadis itu. Tapi seperti es, park hanmi hanya diam membeku tanpa respons ditempatnya, membuat namja yang tengah memeluknya itu gemas.
Dengan sekali gerakan oh sehun menarik gadis itu dan mendudukannya di meja pantry setinggi pinggang orang dewasa. wajahnya yang tampan terlihat datar dan tatapannya mengintimidasi ke arah park hanmi.
“Wae? Kenapa kau terus menerus mengabaikanku?” tanya oh sehun. Park hanmi yang belum seutuhnya sadar dari keterkejutannya itu hanya membulatkan mata dan berpegangan pada kedua pundak naked oh sehun.
“A-ani..”
“Kau gugup?” Tebak namja itu. Park hanmi mengerjapkan matanya beberapa kali lalu menggeleng malu.
“Sungguh? Tapi kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Oh sehun menangkup wajah gadis itu lalu tersenyum menggoda. Ia bahkan bisa merasakan tangan gadis itu bergetar di pundaknya.
“Hanmi-ya..”
Park hanmi mengangkat wajahnya perlahan lalu menatap dalam mata oh sehun yang seolah menghipnotisnya.
Namja itu mengecup lembut bibir hanmi lalu tersenyum dan kembali memangkas jarak di antara mereka.
***
“Nuna, apa ini tidak terlalu berlebihan??” Jungkook mengacungkan kedua kantung plastik besar yang penuh berisi bahan-bahan makanan dengan heran. Seingatnya, nunanya -park hanmi- tidak pernah membeli bahan makanan sebanyak itu untuk kebutuhan mereka selama satu bulan, karena mereka memang hanya tinggal berdua saja. Dan bukankah sehun hyung hanya tinggal sendirian di apartemenya?
Oh saemi mengibaskan tangannya pada jungkook “kau tahu do kyungsoo? Dia pandai memasak dan sering datang kemari” katanya lalu memutar knop pintu apartemen adiknya setelah sebelumnya memasukan password pintu apartemen itu. Jungkook hanya mengangguk dan tersenyum lalu ikut masuk mengikuti yeoja cantik yang ia panggil nuna itu.
“Aigoo” langkah jungkook terhenti. Matanya melebar sempurna melihat apa yang sedang terjadi di hadapan namja berusia 17th itu.
Pemandangan berating PG-17. Jungkook melihat nunanya terduduk di atas meja sebuah pantry dengan hanya menggunakan kemeja berwarna putih kebesaran dan dua kancing atasnya yang terbuka. Kepalanya menunduk, dan tangannya melingkari leher namja yang ada di hadapannya. Sementara namja itu sibuk memperdalam ciumannya, satu tangannya menjuntai memegangi paha sang nuna. Ommo! Namja itu bahkan hanya mengenakan celana pendek berwarna hitam dan memamerkan perut kotak-kotaknya yang membuat para gadis berdecak kagum jika melihatnya.
“YAK!! APA YANG KALIAN LAKUKAN?!”
#END