Nothing Better

nothing better

Cast: Kim jongin & Cho sehee

Cameo: Oh sehun

Genre: Romance, hurt

Rate: 17+

Inspired Song By: Jung Yup “Nothing Better”

Story By: @MrsKim88_

_____________________________________________

 

“It always appeared before me

Your face, I remember

My heart that stopped short

You spitefully took my disfunctional heart

And with your bright smile

That’s how you easily opened my heart” Lanjutkan membaca “Nothing Better”

#jungkook

63962f53496cb084dd72b506ec321715

“wae?? wae?? wae??” jungkook menatapku dengan kesal sambil menghentak-hentakan kakinya kelantai.

“ish apa kau gila!”

“ya! aku memang gila! terus nuna ini apa? Psikopat?!” jawabnya sembari mengacak-ngacak rambutnya gemas.

“babo!! Kau kenapa sih??” kataku kesal. Sejak pagi tadi ia terus menerus menggerutu membicarakan entah siapa dan aku harus jadi tumbalnya. Heh dia tidak tahu apa aku datang kesini untuk bersembunyi!

jungkook merebut remote tv yang tengah aku pegangi lalu menekan tombol power berwarna merah disana, hingga tv LED di hadapan kami mati.

“dengar!” raut wajah tampannya berkerut-kerut pertanda ia tengah berfikir keras, jungkook sedikit memijat pelipisnya sebelum akhirnya melanjutkan kata-katanya. “aku sudah berbicara dengan jongin hyung, dan dia akan datang dalam sepuluh menit. Sebaiknya nuna mandi dan berhenti makan kuaci seperti hamster seperti itu!” katanya dengan susah payah.

“yakk!! dasar gila!!”
jungkook menutupi kedua telinganya ketika aku berteriak kencang lalu berkacak pinggang di hadapanku. Aku melemparkan kulit kuaci ke arahnya tapi kulit kuaci itu hanya berpindah tempat beberapa senti saja dari hadapanku.

“jangan kabur lagi, dia benar-benar menghawatirkan mu nuna! persetan jika kau tidak ingat hari ulang tahunnya! jongin hyung tahu kau itu kan pikun akut”

#tbc —– look at me!

#Sehun

1002669_1724103594481665_1690590674630332653_n

Park hanmi mengerjap-ngerjapkan matanya yang membengkak karena terlalu banyak menangis semalam. Ingatannya sedikit kabur tentang apa yang sudah menyebabkannya menangis. tapi dia ingat, semalaman ia tidak pulang kerumah dan malah menginap di apartemen milik oh sehun karena hujan badai dan fakta bahwa apartemen kekasaihnya itu lebih cepat dijangkau ketimbang rumahnya di daegu.

Gadis itu menggeliat -merenggangkan otot lalu tersenyum mendapati namja berkulit seputih susu itu tengah tertidur pulas tepat di sampingnya.

“good morning, sweet heart” gumam parkhanmi, seraya mengelus pipi kurus oh sehun.
Gadis itu memperhatikan wajah namja yang baru beberapa minggu ini menjadi kekasihnya. Ia sesekali berdecak, menggumamkan sumpah serapah karena tuhan terlalu sempurna menganugerahkan wajah tampan pada oh sehun.

“Hun-ah, bukankah diluar sana masih banyak gadis yang lebih cantik daripada aku? Kenapa kau menyukaiku?” Hanmi mengelus lembut rambut hitam legam namja itu sembari tersenyum. Ia terlalu pengecut untuk menanyakan pertanyaan semacam itu langsung pada oh sehun, dan malah bertanya saat namja itu tertidur seperti ini dengan suara setengah berbisik.

“Kau tahu aku menyukainya, tapi kenapa kau diam? Sungguh aku tidak bermaksud menyakitimu hun-ah, aku juga menyukaimu. Kadang aku berfikir untuk pergi saja dari kehidupan kalian berdua, aku juga sakit memikirkan aku yang menyakiti kalian. Mianhae.” Air mata gadis itu kembali mengalir. Terasa pedih, tapi tak apa selagi oh sehun tak mengetahuinya.

“Aku tahu, aku tak apa-apa dan aku mencintaimu hanmi-ya”

Park hanmi membelalakan mata mendengar kata-kata itu terucap dari bibir tipis kekasihnya.

“Ka-kau tidak tidur?” Tanya hanmi, gugup. Tangannya mulai gemetar dan jantungnya seperti di pacu berdetak lebih cepat dari irama jarum jam.

“Jangan pergi.” Oh sehun tak menghiraukan pertanyaan gadisnya itu. Ia membuka matanya dan menatap lurus iris mata berwarna hitam park hanmi.
“Jangan pergi hanmi-ya. Aku mungkin bisa hidup tanpa memilikimu. tapi sungguh, aku tidak akan bisa hidup tanpa melihatmu bahagia disekitarku”

Gadis itu tertegun, air matanya tak mampu ia tahan. Apa ini mimpi? Atau apa ini hanya ilusi? Otak kanannya sibuk memikirkan hal itu. Oh sehun terlalu nyata untuk ia sebut sebagai mimpi, tapi juga terlalu kabur untuk sekedar menganggapnya nyata.

Oh sehun tersenyum lalu menghapus air mata yang masih mengalir dari pelupuk mata kekasihnya.
“Saranghae..”

***

“Apa tidak ada bahan makanan lain selain telur dan sayuran di sini?” Park hanmi berkacak pinggang di depan lemari es berukuran besar itu sembari menatap oh sehun yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan short pants dan handuk yang menggantung di pundaknya.

“Ommona!” Park hanmi membekap mulutnya, mengalihkan pandangan matanya dari sesuatu yang berpotensi menyebabkan serangan jantung nendadak saat ini. Ia meremas ujung kemeja putih kebesaran -milik oh sehun-nya erat, lalu buru-buru mengambil beberapa bahan makanan dari lemari es dan membawanya ke pantry.

‘Sial! Kenapa perutnya seseksi itu? kenapa aku baru mengetahuinya? Uhuk!’ Batin yeoja itu, lalu berjalan cepat melewati oh sehun tanpa sedikitpun menengok.

“Wae?” Tanya sehun, berjalan mendekati hanmi yang tengah sibuk -atau pura2 sibuk?- memotong beberapa sayuran dan mengacuhkan pertanyaan namja itu.

“Yak ada apa?” Ulang namja bermarga oh itu. Kini ia sudah tepat berada di belakang park hanmi dan tengah melingkarkan tangannya di perut gadis itu.

Park hanmi menahan nafasnya sesaat lalu membuangnya perlahan untuk menetralkan degup jantungnya yang semakin frontal berdetak. Tangannya bergetar saat ia merasakan oh sehun memeluknya dari belakang.
‘Gosh! Aku bisa mati muda jika seperti ini caranya!’

“Yak, ada apa eoh? Oh ya, saemi nuna akan membawakan bahan-bahan makanan, aku sudah memintanya kesini” ujar oh sehun, lalu mengeratkan pelukannya pada gadis itu. Tapi seperti es, park hanmi hanya diam membeku tanpa respons ditempatnya, membuat namja yang tengah memeluknya itu gemas.

Dengan sekali gerakan oh sehun menarik gadis itu dan mendudukannya di meja pantry setinggi pinggang orang dewasa. wajahnya yang tampan terlihat datar dan tatapannya mengintimidasi ke arah park hanmi.

“Wae? Kenapa kau terus menerus mengabaikanku?” tanya oh sehun. Park hanmi yang belum seutuhnya sadar dari keterkejutannya itu hanya membulatkan mata dan berpegangan pada kedua pundak naked oh sehun.

“A-ani..”

“Kau gugup?” Tebak namja itu. Park hanmi mengerjapkan matanya beberapa kali lalu menggeleng malu.

“Sungguh? Tapi kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Oh sehun menangkup wajah gadis itu lalu tersenyum menggoda. Ia bahkan bisa merasakan tangan gadis itu bergetar di pundaknya.

“Hanmi-ya..”

Park hanmi mengangkat wajahnya perlahan lalu menatap dalam mata oh sehun yang seolah menghipnotisnya.
Namja itu mengecup lembut bibir hanmi lalu tersenyum dan kembali memangkas jarak di antara mereka.

***

“Nuna, apa ini tidak terlalu berlebihan??” Jungkook mengacungkan kedua kantung plastik besar yang penuh berisi bahan-bahan makanan dengan heran. Seingatnya, nunanya -park hanmi- tidak pernah membeli bahan makanan sebanyak itu untuk kebutuhan mereka selama satu bulan, karena mereka memang hanya tinggal berdua saja. Dan bukankah sehun hyung hanya tinggal sendirian di apartemenya?

Oh saemi mengibaskan tangannya pada jungkook “kau tahu do kyungsoo? Dia pandai memasak dan sering datang kemari” katanya lalu memutar knop pintu apartemen adiknya setelah sebelumnya memasukan password pintu apartemen itu. Jungkook hanya mengangguk dan tersenyum lalu ikut masuk mengikuti yeoja cantik yang ia panggil nuna itu.

“Aigoo” langkah jungkook terhenti. Matanya melebar sempurna melihat apa yang sedang terjadi di hadapan namja berusia 17th itu.
Pemandangan berating PG-17. Jungkook melihat nunanya terduduk di atas meja sebuah pantry dengan hanya menggunakan kemeja berwarna putih kebesaran dan dua kancing atasnya yang terbuka. Kepalanya menunduk, dan tangannya melingkari leher namja yang ada di hadapannya. Sementara namja itu sibuk memperdalam ciumannya, satu tangannya menjuntai memegangi paha sang nuna. Ommo! Namja itu bahkan hanya mengenakan celana pendek berwarna hitam dan memamerkan perut kotak-kotaknya yang membuat para gadis berdecak kagum jika melihatnya.

“YAK!! APA YANG KALIAN LAKUKAN?!”

#END

#jungkook

24e6f0ac6ab24a500c40cda0f534af64

….number your calling is not active….

Brukkk…
Benda tipis persegi panjang itu sukses terkapar tak berdaya didepan pintu. Si empunya -park hanmi- menatapnya kesal lalu membenamkan seluruh bagian tubuhnya pada selimut.

“Hun-ah, neo eodi kka?? Kenapa ponselmu masih tidak bisa aku hubungi juga?? Wae?? Apa terjadi sesuatu? Katakan! Beri tahu aku!” Gadis itu berteriak keras didalam selimut, sementara di ambang pintu jungkook hanya menggelengkan kepala, heran. Lalu memungut benda persegi panjang yang berada tepat di bawah kakinya.

Jungkook menghela nafas. “Kenapa kau tidak menemuinya saja” ujar namja itu lalu duduk di pinggiran tempat tidur nunanya yang tak bergeming.. “nuna.. yakk!!” Teriak namja itu lalu mendengus kesal. Ia sebal pada nunanya yang seperti itu, Childish! “Apa aku yang harus pergi kesana?”

Park hanmi bangkit lalu keluar dari kubangan selimutnya dan menatap geram pada adiknya itu. “Tidak perlu! Lagi pula aku tidak mau menghubunginya lagi! Aku kan tidak salah. Tch menyebalkan!” gadis itu merutuk dan melipat tangannya didada.

“Nuna! Apa kau gila?”

“Wae?”

“Kenapa kau keluar dari selimut dengan hanya memakai itu??” Ucap jungkook sembari memalingkan wajahnya yang merah padam.

Park hanmi menatap tubuhnya yang hanya memakai celana dalam dan bra berwarna merah terang. “Memangnya kenapa? Ada yang salah?”

“Yakk! Aku ini seorang pria, nuna! Kau tahu? Aku bukan anak lelaki berusia 5 tahun lagi! Aku sudah 17 tahun!” Jungkook berusaha menahan suaranya agar tidak berteriak dan berpotensi menimbulkan polusi pendengaran.

Park hanmi memicingkan matanya lalu mendekati jungkook yang duduk diam menegang di tempat tidurnya. “Kau kan adikku” kata gadis itu polos sembari mencondongkan wajahnya didepan jungkook, membuat pemandangan 38Bnya terlihat oleh jungkook.
“Aku bahkan sering hanya menggunakan pakaian seperti ini didepan oh sehun” lanjut hanmi.

“Yakkk!! Mulai sekarang nuna tidak boleh menemui sehun hyung lagi, kecuali kau mengajakku!” Kali ini jungkook benar-benar berteriak lalu berlari keluar dari kamar nunanya.

“Heii apa kau bilang?? Yakk kookie-ya!! Kita belum selesai, kau mau pergi kemana??!!!”

“Terserah! Aku mau pipis!!!”

‪#‎end‬

Oh Sehun

large

Apa?
Oh sehun, oh sehun melamarku? Apa aku salah dengar? Atau jangan-jangan dokter telah salah meresepkan obat yang tadi aku minum sehingga aku berhalusinasi sekarang?? Kandungan dalam obat itu ibuprofen kan? Bukan zat adiktif sekelas shabu?
Oh my.. aku bahkan masih bisa merasakan sisa-sisa manis di ujung bibirku, sisa manis bibir oh sehun!
Bibirnya yang semerah chery itu tersenyum dihadapanku. Aku masih belum percaya lalu mengusap pelan ujung bibirku yang setengah terbuka. Bahkan basahnya masih terasa. Bisakah mimpi terasa senyata ini?

“Chagi..” suara khas oh sehun terdengar. Aku mengangkat wajahku dan menatap wajahnya yang mulai tampak nyata.

“Kau belum menjawab pertanyaanku” katanya lagi lalu mengacak pelan ujung kepalaku, sayang.

“Ne?” Aku tersadar! Mataku berkaca-kaca seketika. Cincin itu melingkar dengan indah di jari manisku. Aku tersenyum haru menatapnya.

“Kau, kau serius?” Aku bertanya dengan gugup. Namja itu mengangguk lalu tersenyum.

“Aku menginginkan-mu, hanmi-ya. Aku sangat ingin menjadikanmu sebagai satu-satunya wanita yang aku cintai, menjadi satu-satunya wanita yang pertama kali aku lihat saat aku terbangun dari tidurku dan tentu saja menjadi satu-satunya wanita yang akan jadi ibu dari anak-anaku. Kau boleh mempertimbangkannya dulu, tapi aku harap jawabanmu tidak mengecewakan. Aku tidak bisa menjanjikan-mu menjadi suami yang sempurna nantinya, tapi akan aku usahakan untuk selalu membuatmu bahagia, hanmi-ya. Dan aku pastikan kau adalah wanita terakhirku.” Tutur namja itu. Wajahnya yang tampan terlihat serius, tak terlihat sedikitpun kebohongan dalam tatapan tajam namja itu.

Aku mengerjapkan mata, menatap namja tampan di hadapan ku ini dengan tatapan tak percaya.
‘Woah daebak! Apakah dia menghafalkannya sebelum kesini? Kata-kata itu bahkan terdengar seperti lirik lagu romantis di telingaku. Ahh tapi lupakan. Oh sehun bukan lelaki tampan dengan suara emas seperti baekhyun.’

Aku meremas ujung selimutku dengan tangan gemetar. Jika bukan karena sakit, mungkin saat ini aku sudah berhambur memeluk namja itu. ‘Tentu saja!! Tentu saja aku mau!’ Kata-kata itu sudah sejak tadi menyuarakan diri didalam sini, tapi seperti terkunci, mulutku hanya bisa terkatup diam.

jungkook. Bagai mana dengan jungkook? Fikiran itu berkelebat sedemikian rupa hingga membuatku terpaku diam dihadapan oh sehun.
Aku tidak mungkin menikah sebelum jungkook selesai dari sekolah menengahnya. Dan tentu saja aku memikirkan saemi eonni. Aku tidak mau sehun mendahului nunanya untuk menikahiku.

“Hun-ah.. tapi bagaimana dengan saemi eonni? Joongki oppa bahkan masih sibuk bekerja dan aku tidak mau mendahului mereka. Dan lagi aku tidak bisa menikah sebelum jungkook menyelesaikan sekolahnya, dan..”

“Ssshhh” oh sehun menempelkan telunjuknya pada bibirku. Lalu namja itu menarik kedua tanganku dan menggenggamnya.
“Jadi kau menolakku?”

“A-ani.. ahh, maksudku.. aku tidak bisa menikah dalam waktu dekat.”

“Jadi kau benar-benar menolakku??” Namja itu menatapku dengan tatapan kecewa.

“Aniyo! Aku juga menginginkanmu hun-ah!” dengan cepat aku membungkam mulutku sendiri. Bodoh! Kenapa kata2 itu meluncur begitu saja dari mulutku?<br>
Aku mengerinyit menggenggam pinggiran selimut dengan perasaan malu luar biasa. Saat ini wajahku pasti terlihat merah padam. Ish..

“Apa? Kau menginginkanku?” Oh sehun tersenyum menyeringai. Aku berusaha menenggelamkan wajahku di balik selimut, tapi namja itu menariknya dengan lebih kuat dan membuat selimut itu jatuh kelantai.

“K-kau mmau apaa??

Oh sehun tak menjawab. Namja itu mulai merangkak menaiki tempat tidur dan berhenti tepat didepan wajahku.

“Aku mengerti, baby. Aku melamarmu sekarang tidak berarti kita akan segera menikah. Aku butuh banyak kerja keras lagi untuk masa depan kita. Aku melakukan ini hanya karena tidak ingin kehilanganmu lagi. Aku hanya ingin memastikan kau juga menginginkanku dan tidak ada pria lain selain aku.” jelas sehun. Aku hanya tersenyum dengan wajah tersipu.
“Saranghae, hanmi-ya”

Cup!

‪#‎end

#jungkook

0a1ad85ac638320d441cf92dd3dcf8fd

“no! no! no!!” ujar jungkook sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada dan menggeleng2kan kepalanya. Aku menghela nafas tak sabar lalu menyambar mini dress yang tergantung di depan lemari dan kembali masuk ke bilik ganti.

‘benar-benar menyebalkan! harusnya aku tidak usah bertanya pendapatnya tentang pakaian yang akan aku kenakan untuk berkencan! dia benar-benar namdongsaeng yang cerewet.’ gerutuku, lalu dengan perasaan sebal mencoba menarik resleting mini dress yang sudah berhasil aku pakai.

“bagai mana?” kataku setelah keluar dari bilik ganti dan berputar memperlihatkan mini dress berwarna pink pada jungkook.

namja itu mendesah kesal lalu melepas topi ‘supreme’ berwarna merah yang di kenakannya.
“nuna! apa tidak ada pakaian lain yang lebih bagus daripada pakaian-pakaian yang kekurangan bahan seperti itu?” cecar namja itu lalu menatapku gemas.

“yak!! Jangan bercanda! semua pakaian ini bermerek tau! aku bahkan membeli beberapa yang sama persis dengan yang pernah di pakai jessica SNSD, jadi mana mungkin semua pakaian ku ini tidak bagus!!” aku berteriak kesal. Benar-benar menyebalkan, ini sudah ke 7 kalinya aku berganti pakaian dan bocah itu tetap tidak menemukan yang cocok untuk ku! ya tuhan!

“bagus apanya? yakk! apa kau mau memamerkan kulitmu saat berkencan dengan seorang namja?? Tidak, tidak. aku tidak akan mengizinkanmu pergi kalau begitu.” ujarnya lalu melipat tangannya di dada.

“aigoo aku bisa gila!”

“aku yang pilihkan!” ucap jungkook akhirnya beranjak dari kursi lalu mulai mencari pakaian ke dalam lemari.

5 menit berikutnya..

“kau akan lebih cantik memakai ini nuna..”

Aku membelalakan mata melihat pakaian yang kookie perlihatkan kepadaku.
Sebuah jeans, kaus berwarna putih dan kemeja kotak-kotak berwarna hitam-abu yang terlihat simple!

“yang benar saja kooki-ya!! aku mau pergi berkencan dengan oh sehun, bukan ke toko buku!”

“nuna, ini lebih aman untukmu. Aku tidak akan membirakan sehun hyung melihat kulitmu lebih banyak lagi. ara?” bentaknya. Aku mengerucutkan bibir lalu menggerutu tak jelas memprotes namja bergigi kelinci itu.

“ngomong-ngomong, bukankah aku adik yang keren??”

“keren? tentu saja kau keren! ah, barusan kau bilang oh sehun tidak boleh melihat kulitku lebih banyak kan? oke! dia tidak akan melihatnya, tapi mungkin dia akan menyentuhnya.. hahahaha”

“yakk nuna!!”

‪#‎tbc‬

HURT

11002630_1402948016683454_859169649758535030_n

Oh sehun menghela nafas panjang lalu menghentikan langkahnya tepat beberapa meter dari tempat gadis itu duduk. Namja itu hanya memerhatikan gadis yang tengah duduk di depannya dalam diam.
Ia teringat percakapannya beberapa waktu yang lalu bersama kim jongin melalui ponsel.
“Hun-ah, apa kau bisa membantuku?” Ucap kim jongin. Suaranya terdengar sedikit ragu, tapi ia tetap berusaha menyembunyikannya dengan bertanya

“Tentu. Waeyo?”

Hening beberapa detik..

“Hun-ah, tolong temui hanmi. Dia tidak kembali ke apartemennya sejak siang tadi. Aku khawatir. Aku rasa kau tahu dimana hanmi sekarang. Jebal” kata kim jongin akhirnya.

Oh sehun tertegun. Tiba-tiba tangannya terkepal erat, fikirannya di penuhi oleh pertanyaan2 yang memojokan kim jongin jika ia benar-benar menyuarakannya. Tapi namja berkulit putih bak porselen itu hanya mengatupkan mulutnya. Ia tak mengatakan apapun selain “baiklah” saat sebelum kim jongin memutuskan sambungan telponnya.

‘Aku bersumpah akan menghajarmu jika kau membuat hanmi terluka, saekki-ya!’ Batin oh sehun.
Ia tau sedang terjadi sesuatu dengan mereka berdua. Jika tidak, mengapa kim jongin malah meminta bantuannya dan tidak menemui park hanmi sendiri? Bukankah mereka berkencan sekarang? Ish, ia baru tahu kim jongin tak se-gantle kelihatannya.

Park hanmi menegakkan kepala saat suara familiar itu menyebutkan namanya.

“Oh sehun-ssi” gumam gadis itu ketika pandangan mereka bertemu. Gadis itu cepat-cepat mengusap air mata yang masih menetes dari ujung kelopak matanya dan bersikap seolah dia baik-baik saja.
Sehun tersenyum simpul. Matanya menyipit saat sudut-sudut bibirnya tertarik ke atas.

“Sedang apa kau disini?” Tanya oh sehun. Namja itu menatap tulus wajah hanmi yang terlihat seperti pakaian yang terlalu sering di cuci, tangannya yang semula menggantung bebas ia masukkan ke saku celana bahan yang di kenakannya.<br>

Park hanmi menyunggingkan senyum fake-nya lalu sedikit merapikan rambut yang tergerai menutupi sebagian wajah.
“Ah, aku hanya sedang berjalan-jalan di sekitar sini”

“Benarkah?” Tanya namja itu dengan tatapan menyelidik.

“Uhm. Apa kau sendirian?”

Sehun mengangguk. Tatapannya tak lepas dari wajah gadis yang selalu menghantuinya itu.

“Oh. Duduklah” kata hanmi, gugup. Ia mengalihkan pandangannya saat bertatapan dengan namja itu. Entah kenapa ia merasa sepuluh kali lebih gugup dari biasanya, mungkin efek perutnya yang kelaparan atau mungkin dingin yang menusuk sampai ke tulang? Ah entahlah, hanmi tidak ada waktu untuk memikirkannya.

Oh sehun tersenyum. Lalu tiba-tiba ia membuka jas yang sedari tadi ia pakai dan meletakkannya di punggung gadis itu. Park hanmi yang heran hanya membuka mulutnya dan menatap wajah namja itu dari dekat.
‘Kau masih tetap tampan sehun-ah’

“T-tapi kau bisa kedinginan” lirih hanmi. Oh sehun hanya tersenyum menanggapi pertanyaan hanmi lalu berkata..

“Aku tidak akan kedinginan jika kau mau menemaniku makan di sana” oh sehun menununjukan jari lentiknya ke arah sebuah caffe tak jauh dari tempatnya berdiri. Park hanmi tertegun.

‘Apa dia masih mengingatnya? Caffe itu kann..’

“Bagai mana?” Lanjut oh sehun, senyumnya masih terkembang.

“Ahh palli, aku sudah merasa kedinginan. Kau harus bertanggung jawab. Arra?” Namja itu tak sabar dan mulai merengek bak anak umur 5 tahun yang menginginkan balon. Park hanmi hanya bisa menggeleng2kan kepalanya heran.

‘Kau tidak berubah ya?’

“Gerae.. geurae.. kajja”

Oh sehun tersenyum senang lalu bergegas menggandeng tangan gadis itu dengan riang. Hatinya terasa membuncah. Oh tuhan, oh sehun sangat merindukan saat-saat seperti ini. Saat ia merasa bahagia dengan gadis itu di sampingnya.

Park hanmi hanya memandangi tingkah namja itu dengan perasaan gemas. Ia lupa jika beberapa saat yang lalu hatinya terasa sesak dan sakit. Dan ia tak menyadari jika kehadiran namja ini bisa mengalihkan dunianya yang lain.

****.

Namja itu merasa bodoh sekarang. Ia berdiri di balik pohon besar dan menatap gadisnya yang tengah tersenyum pada seorang namja. Ia mengeratkan gerahamnya kuat sembari tersenyum, menatap pahit pemandangan luar biasa dihadapannya. Tiba2 ia teringat percakapannya dengan kyungsoo sore tadi.

“Yak, kau membiarkan oh sehun menemani kekasihmu? Apa kau sudah gila eoh?? Kau ingat? oh sehun mantan pacarnya! Apa kau tidak hawatir park hanmi akan kembali pada uri maknae?”
Ucapan kyungsoo seperti ledakan bom atom di hatinya, rasanya jelas sakit dan hancur berantakan. Apa dia sudah gila? Mungkin. Yang jelas kim jongin hanya memikirkan park hanmi saat ia dengan ragu meminta oh sehun menemui gadisnya itu. Dan ia tau gadis itu belum mau bertemu dengannya. Ia masih marah karena pemberitaan itu. gadis itu kelewat tertutup pada siapapun, Tapi tidak dengan oh sehun. Jongin masih mempertanyakannya. Kenapa hanya oh sehun? Kenapa ia sendiri tidak bisa? ‘Waeyo?’

Kim jongin merasakan perutnya bergejolak mual saat melihat namja albino itu menatap gadisnya tanpa berkedip, senyum namja itu seolah sudah terlukis permanen di bibirnya yang tipis. Dari situ ia menyadari oh sehun masih menyukai park hanmi.

‘Oh sekarang rasanya aku ingin membunuh si brengsek itu!’

Namja itu mulai membuat jongin marah. Hei, jongin bilangkan dia hanya memintanya untuk menemui park hanmi, bukan malah menggandeng tangannya seperti itu!
Tangan kim jongin mengepal erat, dadanya begitu sesak. Ia merasa seolah semua pasokan oksigennya direbut paksa oleh malaikat pencabut nyawa. Ingin rasanya namja tan itu berlari dan menghampiri mereka. Ingin sekali namja bernama kim jongin itu melepaskan tautan tangan mereka lalu membawa gadisnya pergi.
Tapi ia bahkan tak berani medekati mereka barang selangkahpun.

Akhirnya kim jongin hanya terpaku di tempatnya berdiri. Ia menahan diri dan hanya mengetuk2an ibu jarinya pada touchscreen ponselnya, lalu melangkahkan kaki menjauh dari tempat itu.

To: Oh Sehun

“pastikan hanmi pulang sebelum jam 10 malam”

I like the way it hurts..