#jungkook

63962f53496cb084dd72b506ec321715

“wae?? wae?? wae??” jungkook menatapku dengan kesal sambil menghentak-hentakan kakinya kelantai.

“ish apa kau gila!”

“ya! aku memang gila! terus nuna ini apa? Psikopat?!” jawabnya sembari mengacak-ngacak rambutnya gemas.

“babo!! Kau kenapa sih??” kataku kesal. Sejak pagi tadi ia terus menerus menggerutu membicarakan entah siapa dan aku harus jadi tumbalnya. Heh dia tidak tahu apa aku datang kesini untuk bersembunyi!

jungkook merebut remote tv yang tengah aku pegangi lalu menekan tombol power berwarna merah disana, hingga tv LED di hadapan kami mati.

“dengar!” raut wajah tampannya berkerut-kerut pertanda ia tengah berfikir keras, jungkook sedikit memijat pelipisnya sebelum akhirnya melanjutkan kata-katanya. “aku sudah berbicara dengan jongin hyung, dan dia akan datang dalam sepuluh menit. Sebaiknya nuna mandi dan berhenti makan kuaci seperti hamster seperti itu!” katanya dengan susah payah.

“yakk!! dasar gila!!”
jungkook menutupi kedua telinganya ketika aku berteriak kencang lalu berkacak pinggang di hadapanku. Aku melemparkan kulit kuaci ke arahnya tapi kulit kuaci itu hanya berpindah tempat beberapa senti saja dari hadapanku.

“jangan kabur lagi, dia benar-benar menghawatirkan mu nuna! persetan jika kau tidak ingat hari ulang tahunnya! jongin hyung tahu kau itu kan pikun akut”

#tbc —– look at me!

#Sehun

1002669_1724103594481665_1690590674630332653_n

Park hanmi mengerjap-ngerjapkan matanya yang membengkak karena terlalu banyak menangis semalam. Ingatannya sedikit kabur tentang apa yang sudah menyebabkannya menangis. tapi dia ingat, semalaman ia tidak pulang kerumah dan malah menginap di apartemen milik oh sehun karena hujan badai dan fakta bahwa apartemen kekasaihnya itu lebih cepat dijangkau ketimbang rumahnya di daegu.

Gadis itu menggeliat -merenggangkan otot lalu tersenyum mendapati namja berkulit seputih susu itu tengah tertidur pulas tepat di sampingnya.

“good morning, sweet heart” gumam parkhanmi, seraya mengelus pipi kurus oh sehun.
Gadis itu memperhatikan wajah namja yang baru beberapa minggu ini menjadi kekasihnya. Ia sesekali berdecak, menggumamkan sumpah serapah karena tuhan terlalu sempurna menganugerahkan wajah tampan pada oh sehun.

“Hun-ah, bukankah diluar sana masih banyak gadis yang lebih cantik daripada aku? Kenapa kau menyukaiku?” Hanmi mengelus lembut rambut hitam legam namja itu sembari tersenyum. Ia terlalu pengecut untuk menanyakan pertanyaan semacam itu langsung pada oh sehun, dan malah bertanya saat namja itu tertidur seperti ini dengan suara setengah berbisik.

“Kau tahu aku menyukainya, tapi kenapa kau diam? Sungguh aku tidak bermaksud menyakitimu hun-ah, aku juga menyukaimu. Kadang aku berfikir untuk pergi saja dari kehidupan kalian berdua, aku juga sakit memikirkan aku yang menyakiti kalian. Mianhae.” Air mata gadis itu kembali mengalir. Terasa pedih, tapi tak apa selagi oh sehun tak mengetahuinya.

“Aku tahu, aku tak apa-apa dan aku mencintaimu hanmi-ya”

Park hanmi membelalakan mata mendengar kata-kata itu terucap dari bibir tipis kekasihnya.

“Ka-kau tidak tidur?” Tanya hanmi, gugup. Tangannya mulai gemetar dan jantungnya seperti di pacu berdetak lebih cepat dari irama jarum jam.

“Jangan pergi.” Oh sehun tak menghiraukan pertanyaan gadisnya itu. Ia membuka matanya dan menatap lurus iris mata berwarna hitam park hanmi.
“Jangan pergi hanmi-ya. Aku mungkin bisa hidup tanpa memilikimu. tapi sungguh, aku tidak akan bisa hidup tanpa melihatmu bahagia disekitarku”

Gadis itu tertegun, air matanya tak mampu ia tahan. Apa ini mimpi? Atau apa ini hanya ilusi? Otak kanannya sibuk memikirkan hal itu. Oh sehun terlalu nyata untuk ia sebut sebagai mimpi, tapi juga terlalu kabur untuk sekedar menganggapnya nyata.

Oh sehun tersenyum lalu menghapus air mata yang masih mengalir dari pelupuk mata kekasihnya.
“Saranghae..”

***

“Apa tidak ada bahan makanan lain selain telur dan sayuran di sini?” Park hanmi berkacak pinggang di depan lemari es berukuran besar itu sembari menatap oh sehun yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan short pants dan handuk yang menggantung di pundaknya.

“Ommona!” Park hanmi membekap mulutnya, mengalihkan pandangan matanya dari sesuatu yang berpotensi menyebabkan serangan jantung nendadak saat ini. Ia meremas ujung kemeja putih kebesaran -milik oh sehun-nya erat, lalu buru-buru mengambil beberapa bahan makanan dari lemari es dan membawanya ke pantry.

‘Sial! Kenapa perutnya seseksi itu? kenapa aku baru mengetahuinya? Uhuk!’ Batin yeoja itu, lalu berjalan cepat melewati oh sehun tanpa sedikitpun menengok.

“Wae?” Tanya sehun, berjalan mendekati hanmi yang tengah sibuk -atau pura2 sibuk?- memotong beberapa sayuran dan mengacuhkan pertanyaan namja itu.

“Yak ada apa?” Ulang namja bermarga oh itu. Kini ia sudah tepat berada di belakang park hanmi dan tengah melingkarkan tangannya di perut gadis itu.

Park hanmi menahan nafasnya sesaat lalu membuangnya perlahan untuk menetralkan degup jantungnya yang semakin frontal berdetak. Tangannya bergetar saat ia merasakan oh sehun memeluknya dari belakang.
‘Gosh! Aku bisa mati muda jika seperti ini caranya!’

“Yak, ada apa eoh? Oh ya, saemi nuna akan membawakan bahan-bahan makanan, aku sudah memintanya kesini” ujar oh sehun, lalu mengeratkan pelukannya pada gadis itu. Tapi seperti es, park hanmi hanya diam membeku tanpa respons ditempatnya, membuat namja yang tengah memeluknya itu gemas.

Dengan sekali gerakan oh sehun menarik gadis itu dan mendudukannya di meja pantry setinggi pinggang orang dewasa. wajahnya yang tampan terlihat datar dan tatapannya mengintimidasi ke arah park hanmi.

“Wae? Kenapa kau terus menerus mengabaikanku?” tanya oh sehun. Park hanmi yang belum seutuhnya sadar dari keterkejutannya itu hanya membulatkan mata dan berpegangan pada kedua pundak naked oh sehun.

“A-ani..”

“Kau gugup?” Tebak namja itu. Park hanmi mengerjapkan matanya beberapa kali lalu menggeleng malu.

“Sungguh? Tapi kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Oh sehun menangkup wajah gadis itu lalu tersenyum menggoda. Ia bahkan bisa merasakan tangan gadis itu bergetar di pundaknya.

“Hanmi-ya..”

Park hanmi mengangkat wajahnya perlahan lalu menatap dalam mata oh sehun yang seolah menghipnotisnya.
Namja itu mengecup lembut bibir hanmi lalu tersenyum dan kembali memangkas jarak di antara mereka.

***

“Nuna, apa ini tidak terlalu berlebihan??” Jungkook mengacungkan kedua kantung plastik besar yang penuh berisi bahan-bahan makanan dengan heran. Seingatnya, nunanya -park hanmi- tidak pernah membeli bahan makanan sebanyak itu untuk kebutuhan mereka selama satu bulan, karena mereka memang hanya tinggal berdua saja. Dan bukankah sehun hyung hanya tinggal sendirian di apartemenya?

Oh saemi mengibaskan tangannya pada jungkook “kau tahu do kyungsoo? Dia pandai memasak dan sering datang kemari” katanya lalu memutar knop pintu apartemen adiknya setelah sebelumnya memasukan password pintu apartemen itu. Jungkook hanya mengangguk dan tersenyum lalu ikut masuk mengikuti yeoja cantik yang ia panggil nuna itu.

“Aigoo” langkah jungkook terhenti. Matanya melebar sempurna melihat apa yang sedang terjadi di hadapan namja berusia 17th itu.
Pemandangan berating PG-17. Jungkook melihat nunanya terduduk di atas meja sebuah pantry dengan hanya menggunakan kemeja berwarna putih kebesaran dan dua kancing atasnya yang terbuka. Kepalanya menunduk, dan tangannya melingkari leher namja yang ada di hadapannya. Sementara namja itu sibuk memperdalam ciumannya, satu tangannya menjuntai memegangi paha sang nuna. Ommo! Namja itu bahkan hanya mengenakan celana pendek berwarna hitam dan memamerkan perut kotak-kotaknya yang membuat para gadis berdecak kagum jika melihatnya.

“YAK!! APA YANG KALIAN LAKUKAN?!”

#END

#jungkook

24e6f0ac6ab24a500c40cda0f534af64

….number your calling is not active….

Brukkk…
Benda tipis persegi panjang itu sukses terkapar tak berdaya didepan pintu. Si empunya -park hanmi- menatapnya kesal lalu membenamkan seluruh bagian tubuhnya pada selimut.

“Hun-ah, neo eodi kka?? Kenapa ponselmu masih tidak bisa aku hubungi juga?? Wae?? Apa terjadi sesuatu? Katakan! Beri tahu aku!” Gadis itu berteriak keras didalam selimut, sementara di ambang pintu jungkook hanya menggelengkan kepala, heran. Lalu memungut benda persegi panjang yang berada tepat di bawah kakinya.

Jungkook menghela nafas. “Kenapa kau tidak menemuinya saja” ujar namja itu lalu duduk di pinggiran tempat tidur nunanya yang tak bergeming.. “nuna.. yakk!!” Teriak namja itu lalu mendengus kesal. Ia sebal pada nunanya yang seperti itu, Childish! “Apa aku yang harus pergi kesana?”

Park hanmi bangkit lalu keluar dari kubangan selimutnya dan menatap geram pada adiknya itu. “Tidak perlu! Lagi pula aku tidak mau menghubunginya lagi! Aku kan tidak salah. Tch menyebalkan!” gadis itu merutuk dan melipat tangannya didada.

“Nuna! Apa kau gila?”

“Wae?”

“Kenapa kau keluar dari selimut dengan hanya memakai itu??” Ucap jungkook sembari memalingkan wajahnya yang merah padam.

Park hanmi menatap tubuhnya yang hanya memakai celana dalam dan bra berwarna merah terang. “Memangnya kenapa? Ada yang salah?”

“Yakk! Aku ini seorang pria, nuna! Kau tahu? Aku bukan anak lelaki berusia 5 tahun lagi! Aku sudah 17 tahun!” Jungkook berusaha menahan suaranya agar tidak berteriak dan berpotensi menimbulkan polusi pendengaran.

Park hanmi memicingkan matanya lalu mendekati jungkook yang duduk diam menegang di tempat tidurnya. “Kau kan adikku” kata gadis itu polos sembari mencondongkan wajahnya didepan jungkook, membuat pemandangan 38Bnya terlihat oleh jungkook.
“Aku bahkan sering hanya menggunakan pakaian seperti ini didepan oh sehun” lanjut hanmi.

“Yakkk!! Mulai sekarang nuna tidak boleh menemui sehun hyung lagi, kecuali kau mengajakku!” Kali ini jungkook benar-benar berteriak lalu berlari keluar dari kamar nunanya.

“Heii apa kau bilang?? Yakk kookie-ya!! Kita belum selesai, kau mau pergi kemana??!!!”

“Terserah! Aku mau pipis!!!”

‪#‎end‬

#jungkook

0a1ad85ac638320d441cf92dd3dcf8fd

“no! no! no!!” ujar jungkook sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada dan menggeleng2kan kepalanya. Aku menghela nafas tak sabar lalu menyambar mini dress yang tergantung di depan lemari dan kembali masuk ke bilik ganti.

‘benar-benar menyebalkan! harusnya aku tidak usah bertanya pendapatnya tentang pakaian yang akan aku kenakan untuk berkencan! dia benar-benar namdongsaeng yang cerewet.’ gerutuku, lalu dengan perasaan sebal mencoba menarik resleting mini dress yang sudah berhasil aku pakai.

“bagai mana?” kataku setelah keluar dari bilik ganti dan berputar memperlihatkan mini dress berwarna pink pada jungkook.

namja itu mendesah kesal lalu melepas topi ‘supreme’ berwarna merah yang di kenakannya.
“nuna! apa tidak ada pakaian lain yang lebih bagus daripada pakaian-pakaian yang kekurangan bahan seperti itu?” cecar namja itu lalu menatapku gemas.

“yak!! Jangan bercanda! semua pakaian ini bermerek tau! aku bahkan membeli beberapa yang sama persis dengan yang pernah di pakai jessica SNSD, jadi mana mungkin semua pakaian ku ini tidak bagus!!” aku berteriak kesal. Benar-benar menyebalkan, ini sudah ke 7 kalinya aku berganti pakaian dan bocah itu tetap tidak menemukan yang cocok untuk ku! ya tuhan!

“bagus apanya? yakk! apa kau mau memamerkan kulitmu saat berkencan dengan seorang namja?? Tidak, tidak. aku tidak akan mengizinkanmu pergi kalau begitu.” ujarnya lalu melipat tangannya di dada.

“aigoo aku bisa gila!”

“aku yang pilihkan!” ucap jungkook akhirnya beranjak dari kursi lalu mulai mencari pakaian ke dalam lemari.

5 menit berikutnya..

“kau akan lebih cantik memakai ini nuna..”

Aku membelalakan mata melihat pakaian yang kookie perlihatkan kepadaku.
Sebuah jeans, kaus berwarna putih dan kemeja kotak-kotak berwarna hitam-abu yang terlihat simple!

“yang benar saja kooki-ya!! aku mau pergi berkencan dengan oh sehun, bukan ke toko buku!”

“nuna, ini lebih aman untukmu. Aku tidak akan membirakan sehun hyung melihat kulitmu lebih banyak lagi. ara?” bentaknya. Aku mengerucutkan bibir lalu menggerutu tak jelas memprotes namja bergigi kelinci itu.

“ngomong-ngomong, bukankah aku adik yang keren??”

“keren? tentu saja kau keren! ah, barusan kau bilang oh sehun tidak boleh melihat kulitku lebih banyak kan? oke! dia tidak akan melihatnya, tapi mungkin dia akan menyentuhnya.. hahahaha”

“yakk nuna!!”

‪#‎tbc‬